Berita Terkini

Warga 1001 Malam Surabaya Menolak Direlokasi

[ad_1]

JawaPos.com–Rencana relokasi untuk warga 1001 malam di Krembangan tahap ketiga kemungkinan bakal berjalan alot. Sebab, belum realisasi untuk relokasi justru Pemkot Surabaya sudah ditentang warga.

Ketua LSM 1001 Malam Sigit mengatakan, saat ini, ada 108 kepala keluarga (KK) yang masih bertahan di Kampung 1001 Malam. Diperkirakan ada 300 jiwa yang hidup di sana.

”Kalau saya lahir di sini. Asli di sini,” kata Sigit, 39, kepada JawaPos.

Dari 108 KK itu, lanjut Sigit, ada sekitar 80 KK orang Surabaya. Dia menyampaikan, ada beberapa alasan mengapa warga menolak direlokasi ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) ke Pakal.

Pertama, menurut Sigit, janji yang disampaikan Pemkot Surabaya tidak terealisasi 100 persen kepada warga yang sudah direlokasi pada tahap satu dan dua. Hal itu dibuktikan dengan tak sedikit warga yang sudah pindah ke Rusunawa Sumur Welut hidupnya semakin susah.

”Banyak yang ngamen masihan. Tak ada peningkatan atau perbaikan kesejahteraan,” ungkap Sigit.

Padahal, sambung Sigit, Pemkot Surabaya menjanjikan diberikan pekerjaan yang layak. Dengan gaji Rp 4 juta – Rp 5 juta.

Nggak bekerja nih, warga harus menanggung beban biaya sewa sejumlah Rp 260 ribu untuk unit paling atas. Nyesek,” ucap Sigit.

Alasan kedua, lokasi rusunawa yang dipilih Pemkot Surabaya terlalu jauh. Sigit mengungkapkan, pekerjaan warga yang direlokasi bukan hanya pengamen. Rata-rata sudah memiliki pekerjaan di sekitar Kampung 1001 Malam. Misalnya, buruh pabrik.

”Kalau dipindahkan di tempat jauh, warga harus tambah ongkos biasa bensin lagi. Sementara tempat kerjanya di sini (Krembangan). Bagaimana coba solusinya,” jelas Sigit.

Dia berharap Pemkot Surabaya bisa mendengarkan aspirasi dari warga Kampung 1001 Malam. Sigit menyatakan, rusunawa terdekat Kampung 1001 Malam ada Dupak Bandarejo.

Editor : Latu Ratri Mubyarsah

Reporter : Dimas Nur Aprianto



[ad_2]

Source link