Berita Terkini

Pernyataan Rusia Tentang Negosiasi Damai Hanya Omong Kosong

[ad_1]

JawaPos.com – Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyebut pernyataan Rusia tentang negosiasi damai adalah omong kosong.

“Omong kosong, semua yang mereka (Rusia) katakan. Kami tidak akan memercayainya, dan yang lebih penting, kami senang semakin banyak negara yang juga tidak mempercayainya,” kata Kuleba dalam wawancara dengan stasiun televisi Kanada CBC News, Selasa (17/11).

Kuleba mengatakan bahwa serangan baru-baru ini di Kota Dnipro di Ukraina timur tidak akan memaksa Kiev untuk menyerah.

“Kita tidak bisa begitu saja mengatakan ‘Baiklah, kami menyerah, karena Anda menyerang bangunan tempat tinggal, membunuh orang tua, ibu, anak, menebar teror.’ Akan lebih buruk kalau kita bersikap seperti itu,” kata Kuleba.

Seperti diketahui, sbuah rudal Rusia menghantam sebuah gedung apartemen di Kota Dnipro, Ukraina timur, Sabtu pagi (14/1) dan mengakibatkan sedikitnya 40 orang tewas dan puluhan orang luka-luka.

Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia siap untuk berbicara dengan semua pihak yang terlibat dalam perang di Ukraina, yang telah berlangsung sejak Februari tahun lalu. Putin sendiri menuding Ukraina dan negara-negara Barat sekutunya menolak untuk bernegosiasi.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengutuk serangan rudal Rusia di sebuah kompleks apartemen di Dnipro. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Senin (16/1), juru bicara Guterres, Stephanie Tremblay, mengatakan bahwa Guterres mengutuk keras serangan rudal mematikan di sebuah bangunan tempat tinggal di Kota Dnipro, Ukraina.

“Serangan terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil melanggar hukum kemamusiaan internasional. Itu harus segera diakhiri,” kata Guterres.

Sebuah rudal Rusia menghantam sebuah gedung apartemen di Kota Dnipro, Ukraina timur pada Sabtu pagi (14/1) ketika banyak penduduk sedang tidur. Serangan itu mengakibatkan sedikitnya 40 orang tewas dan puluhan orang cedera.

Serangan itu adalah salah satu yang paling mematikan bagi warga sipil sejak Rusia memulai perangnya melawan Ukraina hampir satu tahun lalu.



[ad_2]

Source link