[ad_1]
loading…
Makam Sayyid Raden Syarifuddin atau lebih dikenal dengan nama Syekh Jangkung di Kabupaten Pati, Jateng. Foto/Ist.
Sebelum menemukan Saridin di tepi sungai, Ki Ageng Kingiran telah memiliki anak perempuan bernama Sumiyem. Setelah dewasa Sumiyem diperistri oleh seorang laki-laki bernama Branjung, sedangkan Saridin dikawinkan dengan gadis bernama Sumirah.
Sebelum meninggal, Ki Ageng Kingiran berpesan kepada anak-anaknya, akan mewariskan pohon durian miliknya kepada Saridin, dan Branjung. Jika siang, durian tersebut merupakan bagiannya Branjung, sedang kalau malam bagiannya Saridin.
Bila ada buah durian yang jatuh pada siang hari, menjadi rejeki Branjung sedangkan kalau jatuh malam hari maka rejekinya Saridin. Ternyata buah durian tersebut, tidak ada yang jatuh pada siang hari. Sedangkan kalau malam banyak yang jatuh.
Branjung mulai merasa iri hatinya, dan timbul dalam pikirannya ingin menyamar menjadi harimau untuk menakut-nakuti Saridin. Setelah merubah dirinya menjadi harimau maka segera memanjat pohon durian, Saridin tahu kalau ada harimau di pohon durian segera ditombak kena dan mati.
Setelah harimau mati, berubah lagi menjadi manusia. Oleh petinggi Pati, Saridin didakwa telah melakukan pembunuhan sehingga harus dijatuhi hukuman. Kemudian Saridin dipenjara oleh penguasa Pati.
Sebelum dipenjara, Saridin bertanya apakah boleh pulang jika kangen anak dan istrinya. Petugas menjawab “boleh, asal bisa”. Dan terbukti beberapa kali Saridin bisa pulang, keluar dari penjara di malam hari dan kembali lagi esok harinya.
[ad_2]
Source link