[ad_1]
Sabtu, 08 Juli 2023 – 10:45 WIB
Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang mengalami peningkatan debit airnya akibat hujan deras yang mengguyur puncak Gunung Semeru, Jumat (7/7). ANTARA/HO-Diskominfo Lumajang
jatim.jpnn.com, LUMAJANG – Getaran banjir di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang yang terekam seismograf sebanyak empat kali selama lima sampai enam jam pada Jumat (7/7) akibat hujan dengan intensitas tinggi di kawasan puncak gunung tersebut.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Liswanto dalam laporan tertulisnya mencatat pada periode pengamatan pukul 00.00-24.00 WIB, menunjukkan empat kali gempa getaran banjir.
“Gempa getaran banjir itu memiliki amplitudo 28-40 mm dan lama gempa 20.700-21.600 atau sekitar lima sampai enam jam,” kata Liswanto tertulis, Sabtu (8/7) dini hari.
Selama 24 jam, seismograf juga merekam 57 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 12-22 mm dan lama gempa 45-155 detik, kemudian sembilan kali gempa guguran dengan amplitudo 4-13 mm dan lama gempa 37-62 detik.
“Tercatat juga satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 17 mm, sedangkan pengamatan visual asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, selatan, barat, dan barat laut,” jelasnya.
Akibat getaran banjir yang cukup lama itu menyebabkan debit air di sejumlah daerah aliran sungai (DAS) Semeru sangat deras hingga berdampak pada kerusakan sejumlah jembatan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan Gunung Semeru masuk dalam status siaga atau level tiga.
Masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Selama lima sampai enam jam, getaran banjir di Gunung Semeru terekam sebanyak empat kali.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News
[ad_2]
Source link